Bismillaahi aktubu,
-Rasulullah Shalallahu ‘alaihi Shalawatu wa Sallam bersabda:
“Iblis menaruh arsy-Nya di atas laut… (Iblis memerintahkan bala
tentaranya untuk mengganggu manusia, kemudian ada bala tentara Iblis
menemui Iblis, lalu ia melaporkannya kepada Iblis) hasilnya berbuat
demikian, demikian. Iblis pun berkata ‘kamu belum berhasil berbuat apa-
apa’. Kemudian datang lagi yang lain dan melapor ‘Aku senantiasa
menggoda seseorang hingga akhirnya aku berhasil memisahkannya
dengan istrinya.’ Iblis pun menyuruhnya untuk mendekat kepada dirinya,
dan berkata kepadanya ‘Engkau hebat dan kemudian Iblis memeluknya.’
“
Inilah bukti bahwa siaran-siaran Tv yang suka menggunjing, memakan
mayat-mayat saudaranya, tidak lain ialah agen-agen Iblis itu sendiri.
Begitu pula membuktikan bahwa ketenaran dan kebanggaan orang-orang terhadap mereka tidaklah menjamin bahwa mereka adalah kaum penghuni Surga.
-Juga dari golongan yang disebutkan oleh surah Al Jin, yakni yang
menambah kesalahan dan dosa.
Yaitu dengan cara mempelajari Sihir, namanya tenaga dalam.
Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakaatuh (Semoga kedamaian,
kesejahteraan dan keselamatan dari segala aib bagi manusia, dan kasih
sayang kepada Allah dan keberkahan dari-Nya agar dicurahkan kepada
kalian).
Assalamu manit taba’al huda (Semoga keselamatan, kesejahteraan dan
keterlepasan dari aib kepada manusia yang mengikuti petunjuk).
Selasa, 24 April 2012
TEKNIK MENYUSUN KARYA TULIS ILMIAH TEKNIK MENYUSUNKARYA TULIS ILMIAH
Penulisan karya tulis ilmiah memerlukan persyaratan baik formal maupunmateriil. Persyaratan formal menyangkut kebiasaan yang harus diikuti dalam penulisan; sedangkan persyaratan materiil menyangkut isi tulisan. Sebuahtulisan akan mudah difahami dan menarik apabila isi dan cara penulisannyamemenuhi persyaratan dan kebiasaan umum.
Dalam tulisan singkat ini akan digambarkan beberapa hal yang penting yang perlu diperhatikan oleh penulis sebuah karya tulis ilmiah termasuk laporan penelitian.
I. TOPIK
Topik atau pokok pembicaraan berasal dari kata Yunani "topoi". Dalam suatukarangan, topik merupakan landasan yang dapat dipergunakan oleh seorang pengarang untuk menyampaikan maksudnya. Banyak hal yang dapatdipergunakan sebagai sumber penentuan topik sebuah karangan, misalnya: pengalaman, keluarga, karier, alam sekitar, masalah kemasyarakatan,kebudayaan, ilmu pengetahuan, cita-cita, dan sebagainya.
Dari bermacam-macam hal yang dijadikan topik tersebut, seorang pengarangdapat menyusun karangan dalam bentuk:
a.Kisahan (Narasi):
karangan yang berkenaan dengan rangkaian peristiwa.
b.Perian (Deskripsi):
karangan yang melukiskan sesuatu sesuai dengankeadaan sebenarnya sehingga pembaca dapat mencitrai (melihat,mendengar, mencium, merasakan) apa yang dilukiskan itu sesuai dengancitra penulisnya.
c.Paparan (Eksposisi):
karangan yang berusaha menerangkan ataumenjelaskari pokok pikiran yang dapat memperluas pengetahuan pembacakarangan itu.
d.Bahasan (Argumentasi):
karangan yang berusaha memberikan alasanuntuk memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan.
Syarat-syarat perumusan topik:
1. Topik harus menarik perhatian penulis
Untuk dapat menghasilkan karangan yang baik dengan data yang lengkap,seorang penulis harus memilih topik yang menarik perhatiannya. Topik yang tidak disenangi a.kan menimbulkan keengganan penulis dalammenyelesaikan tulisan. Sehingga pencarian data dan informasi untuk melengkapi karangan akan dilakukan dengan terpaksa.
2. Topik harus diketahui oleh penulis
Seorang penulis sebelum memulai menulis seyogyanya sudah mempunyai pengetahuan tentang hal-hal atau prinsip-prinsip dasar dari topik yangdipilih. Berdasarkan prinsip-prinsip dasar tersebut, seorang penulis dapatmengembangkan tulisannya menjadi suatu tulisan menarik, dengan caramelengkapi tulisan tersebut melalui penelitian kepustakaan maupun penelitian lapangan.
3. Topik yang dipilih sebaiknya:
a. Tidak terlalu baru
Topik yang terlalu baru memang menarik untuk ditulis, akan tetapiseringkali penulis mengalami hambatan dalam memperoleh datakepustakaan yang akan dipakai sebagai landasan atau penunjang. Datakepustakaan yang diperoleh mungkin terbatas pada berita dalam suratkabar atau majalah populer.
b. Tidak terlalu teknis
Karangan yang terlalu teknis kurang dapat menonjolkan segi ilmiah.Tulisan semacam ini biasanya bersifat sebagai petunjuk tentang bagaimana tata cara melakukan sesuatu, tanpa mengupas teori-teori yangada.
c. Tidak terlalu kontroversial
Suatu tulisan yang mempunyai topik krontroversial menguraikan hal-haldi luar hal yang menjadi pendapat umum. Tulisan semacam ini seringmenimbulkan permasalahan bagi penulisnya.
II. TEMA
Tema berasal dari kata Yunani "tithenai". Tema mempunyai dua pengertianyaitu :
1. Suatu pesan utama yang disampaikan oleh penulis melalui tulisannya.
2. Suatu perumusan dari topik yang akan dijadikan landasan pembicaraandan tujuan yang ingin dicapai.
Sebuah tulisan dikatakan baik apabila tema dikembangkan secara terinci dan jelas. Adanya gagasan sentral, rincian yang teratur dan susunan kalimat yang jelas akan menghasilkan karangan yang menarik dan enak dibaca. Di sampingitu, seorang penulis juga harus menampilkan keaslian tulisannya. Keasliantersebut dapat dilihat dari beberapa hal, misalnya pokok permasalahan, sudut pandangan, cara pendekatan atau gaya bahasa dan tulisannya.
III. JUDUL
Apabila topik dan tema sudah ditentukan barulah penulis merumuskan judulkatya tulisnya. Judul yang dirumuskan sifatnya tentatif, karena selama proses penulisan ada kemungkinan judul berubah.Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam merumuskan judul:
1. Judul hendaknya relevan dengan tema dan bagian-bagian dari tulisan tersebut;
2. Judul menimbulkan rasa ingin tahu seorang lain untuk membaca tulisan itu(bersifat provokatif);
3. Judul tidak mempergunakan kalimat yang terlalu panjang, jika judul terlalu panjang, dapat dibuat judul utama dan judul tambahan (subjudul);
4. Pada penulisan tertentu (yang ada hubungan sebab-akibat) seyogyanya judulharus memiliki
independent variable (variabel bebas) dan dependent variable (variahel terikat).
IV. KERANGKA KARANGAN
Agar penulis dapat menerangkan isi karangannnya secara teratur dan terinci,diperlukan suatu kerangka karangan. Kerangka karangan akan membantu penulis untuk menyusun karangan yang logis dan teratur, karena kerangkakarangan merupakan suatu rencana kerja seorang penulis.
Kegunaan kerangka karangan:
1. Untuk menyusun karangan secara teratur.
2. Membantu penulis menciptakan klimaks yang berbeda-beda.
3. Menghindari penguraian topik secara berulang-ulang.
4. Memudahkan mencari materi pembantu.
Perumusan kerangka karangan dapat dilakukan dengan dua cara:
1. Kerangka kalimat
Kerangka kalimat merumuskan tiap bagian karangan dengan kalimat beritayang lengkap. Dengan demikian tujuan dan pokok pembahasan akan dapatdiketahui secara jelas baik oleh penulis sendiri maupun orang lain.
2. Kerangka topik
Perumusan kerangka topik dilakukan dengan menggunakan kata atau frasa.Kerangka semacam ini kurang memberikan kejelasan bagi orang lain yangmembacanya.
V. BENTUK LAHIRIAH
Karya tulis dari sudut bentuk dibedakan atas karya formal, semi formal, dan nonformal, sebaliknya informal bukan menyangkut bentuk tetapi menyangkutkeresmian. Tulisan dari sudut ini dibedakan atas tulisan formal (=formil) daninformal (=informil). Karya tulis formal adalah suatu tulisan/karangan yangmemenuhi semua persyaratan lahiriah yang ditentukan oleh kebiasaan; sedangkankarya tulis yang memenuhi sebagian dari syarat formal disebut semi formal.Apabila suatu tulisan tidak memenuhi persyaratan yang ditentukan, maka tulisantersebut disebut non formal. Tulisan disebut informal apabila tidak menggunakan bahasa resmi, di samping itu penulis juga memakai kata ganti orang pertamasebagai pengganti nama dirinya seolah-olah ia berhadapan dengan pembacanya(personal).
Bentuk lahiriah yang harus dipenuhi oleh suatu tulisan formal:
1. Bagian pelengkap pendahuluan
a. Judul pendahuluan
b. Halaman pengesahan
c. Halaman judul
d. Halaman persembahane. Kata pengantar f. Daftar isig. Daftar gambar, tabel, keterangan
2. Bagian isi karangan
a. Pendahuluan
b. Tubuh karangan
c. Penutup/Simpulan (dan saran)
3. Bagian pelengkap penutup
a. Daftar pustaka
b. Indeks
c. Lampiran
Karya tulis formal harus memakai bahasa resmi dan tanpa menyebutkan nama diriatau nama pengganti penulis. (impersonal) misalnya kata saya, kami , kita, kecualihanya pada kata pengantar.
VI. TEKNIK PENULISAN
Agar penulisan karya tulis sempurna, setelah isi dan bentuk lahiriah disusundengan cara yang semestinya, penulis juga harus mernpertahankan teknik penulisan berdasarkan persyaratan yang lazim.
Masalah teknis yang perlu diperhatikan, adalah:
1. Ukuran kertas
Karya tulis ilmiah umumnya mengggunakan kertas jenis HVS (60-80 gram) putih dengan ukuran kuarto ( 215 x 280 mm, jangan keliru dengan ukuran kertasA4 yaitu 210 x 297 mm).
2. Mesin tulis
Mesin tulis yang digunakan hendaknya memakai pika 10 (dalam satu inci dapatdiketik 10 karakter). Pengetikan dapat juga dilakukan memakai komputer, tetapi pemilihan huruf seyogyanya hanya Courier 12 (Contoh huruf Courier 12) di samping itu hasil cetakannya (print out) hendaknya tidak berbentuk titik-titik (dot matric)melainkan berbentuk seperti huruf pada mesin tulis biasa. Dalam istilahkomputer disebut NLQ (Near Letter Quality) atau LQ (Letter Quality).
3. Pita dan karbon
Pita maupun karbon yang digunakan hendaknya dalam keadaan baik:, sehinggamenghasilkan cetakan yang jelas dan tidak kabur.
4. Margin/pias (batas pinggir pengetikan)
Batas pengetikan adalah 4 cm untuk tepi kiri, 2,5 cm untuk tepi kanan, 4 cmuntuk tepi atas dan 3 cm untuk tepi bawah. Nomor bab diketik 6,5 cm dari tepiatas dan judul bab dimulai 8 cm dari tepi atas.
5. Pemisahan/pemenggalan kata
Pemenggalan kata ditandai dengan garis penghubung pada suku katasebelumnya. Garis penghubung tidak ditempatkan di bawah suku kata yangdipenggal. Seorang penulis juga harus memperhatikan adanya awalan atauakhiran dari sebuah kata yang dipenggal.
6. Spasi/kait
Jarak antara baris dengan baris mempergunakan spasi rangkap (dua spasi).Sedangkan untuk catatan kaki, bibliografi dan kutipan langsung yang lebih dariempat baris dipergunakan spasi rapat (satu spasi).Apabila awal alinea (paragraf dimulai dari pias paling kiri (tidak menjorok masuk ke dalam 5-7 ketikan), maka jarak antar alinea 3-4 spasi. Tetapi jika awalalinea dimulai dengan menjorok/masuk ke dalam sebanyak 5-7 ketikan, rnaka jarak antar alinea tetap dengan spasi ganda (2 spasi). Sedangkan jarak antara judul bab dan naskah dipakai 3-4 spasi.
7. Nomor halaman
Halaman pendahuluan ditandai dengan angka Romawi kecil, sedangkanhalaman-hataman selanjutnya menggunakan nomor dengan angka Arab. Nomor halaman dapat dicantumkan pada tengah halaman sebelah bawah atau sudutkanan atas.
8. Judul
Judul bab ditulis di bagian tengah atas dengan huruf kapital dan tidak digaris bawahi atau tidak ditulis di antara tanda kutip. Judul bab juga tidak diakhiridengan tanda titik.
9. Huruf miring
Huruf miring berfungsi menggantikan garis bawah.Huruf miring biasanya digunakan untuk:
a. Penekanan sebuah kata atau kalimat;
b. Menyatakan judul buku atau majalah;
c. Menyatakan kata atau frasa asing.
10. Penulisan angka
Untuk menuliskan angka dalam karangan, perlu diperhatikan ketentuan penulisan sebagai berikut:
a. Bilangan di bawah seratus, yang terdiri dari satu atau dua kata, bilanganseratus dan kelipatannya, seribu dan kelipatannya ditulis dengan huruf;
b. Bilangan terdiri dari tiga kata atau lebih, ditulis dengan angka;
c. Bilangan pecahan biasanya ditulis dengan huruf,kecuali pecahan dari bilangan yang besar;
d. Persentase tetap ditulis dengan angka;
e. Nomor telepon, nomor jalan, tanggal dan nomor halaman ditulisdengan angka;
f. Angka tidak boleh dipergunakan untuk mengawali sebuah kalimat.
11.Penulisan kutipan
Dalam penulisan karya tulis ilmiah, seorang penulis sering meminjam pendapat,atau ucapan orang lain yang terdapat pada buku, majalah, bahkan bunyi pasaldalam peraturan perundang-undangan. Untuk itu seorang penulis harusmemperhatikan prinsip-prinsip mengutip, yaitu:
a.Tidak mengadakan pengubahan naskah asli yang dikutip. Kalaupun perlumengadakan pengubahan, maka seorang penulis harus memberi keterangan bahwa kutipan tersebut telah diubah. Caranya adalah dengan memberi huruf tebal, atau memberi keterangan dengan tanda kurung segi empat;
b.Bila dalam naskah asli terdapat kesalahan, penulis dapat memberikan tanda [sic!] langsung di belakang kata yang salah. Hal itu berarti bahwa kesalahanada pada naskah asli dan penulis tidak bertanggung jawab atas kesalahantersebut;
c.Apabila bagian kutipan ada yang dihilangkan, penghilangan itii dinyatakandengan cara membubuhkan tanda elipsis (yaitu dengan tiga titik). Penghilangan bagian kutipan tidak boleh mengakibatkan perubahan maknaasli naskah yang dikutip.
Cara mengutip:
a Kutipan langsung terdiri dari tiga baris atau kurang
Cara menulis kutipan langsung yang panjangnya sampai dengan tiga baris,adalah sebagai berikut:(1) kutipan diintegrasikan dengan naskah;
(2) jarak antara baris dengan baris dua spasi;
(3) kutipan diapit dengan tanda kutip;
(4) akhir kutipan diberi nomor urut penunjukan yang diketik setengah spasi keatas.
b. Kutipan langsung terdiri lebih dari tiga baris
Sebuah kutipan langsung yang terdiri lebih dari tiga baris, ditulis sebagai berikut:
(1) kutipan dipisahkan dari naskah dengan jarak 3 spasi;
(2) jarak antara baris dengan baris satu spasi;
(3) kutipan bisa diapit tanda kutip, bisa juga tidak;
(4) akhir kutipan diberi nomor urut penunjukan yang diketik setengah spasi keatas;
(5) seluruh kutipan diketik menjorok ke dalam antara 5-7 ketikan;
c. Kutipan tidak langsung
Dalam kutipan tidak langsung penulis tidak mengutip naskah sebagaimanaadanya, melainkan mengambil sari dari tulisan yang dikutip.Cara menulis kutipan seperti ini adalah sebagai berikut:
(1) kutipan diintegrasikan dengan naskah;
(2) jarak antara baris dua spasi;
(3) kutipan tidak diapit dengan tanda kutip;
(4) akhir kutipan diberi nomor urut penunjukan yang diketik setengah spasi keatas.
12. Penulisan sumber kutipan
Seorang penulis yang mengutip pendapat orang lain harus mencantumkansumber kutipan yang bersangkutan.
Ada tiga cara penulisan sumber kutipan, yaitu:
a. American Psycological Associations Manual (APA)
Mencantumkan langsung sumber kutipan di akhir kutipan yang ditulisdalam tanda kurung.Contoh:
(Soerjono Soekanto, 1983: 23), artinya:Kutipan tersebut diambil dari buku karangan Soerjono Soekanto yang terbittahun 1983 pada halaman 23.
Dalam penulisan sumber semacam ini, tidak mudah untuk langsung menemukandari sumber mana/apa kutipan tersebut diambil. Pembaca sulit mengetahui judul buku yang dikutip. Seyogyanya pada setiap akhir bab dibuat daftar pustaka.Adapun cara menuliskan Daftar Pustaka dengan cara ini ialah, 1) namapengarang; 2) tahun terbit; 3) judul; 4)cetakan/edisi; 5) nama kota; 6) namapenerbit.
b. Modern Language Associations Handbook (MLA):
Memberi nomor urut pada setiap akhir kutipan, kemudian menulis sumber kutipannya di akhir bab, pada lembar khusus yang disebut "Catatan" Caramenuliskan sumber kutipan sama seperti menulis pada Catatan Kaki.Contoh :
C a t a t a n
1
Buchari Zainun, Manajemen dan Motivasi (Jakarta:Balai Aksara, 1979), hal. 27.
2
A. Hamzah, Hukum Pidana Ekonomi ,cet.II, (Jakarta:Erlanqga, 1977), hal. 21.
3
Ibid .
4
CFG Sunarjati Hartono, Hukum Ekonomi PembangunanIndonesia(Jakarta: Badan Pembinaan Hukum Nasional-Departemen Kehakiman, 1982), hal. 148.
5
Hamzah, o p .cit .,hal. 45.
Dalam tulisan singkat ini akan digambarkan beberapa hal yang penting yang perlu diperhatikan oleh penulis sebuah karya tulis ilmiah termasuk laporan penelitian.
I. TOPIK
Topik atau pokok pembicaraan berasal dari kata Yunani "topoi". Dalam suatukarangan, topik merupakan landasan yang dapat dipergunakan oleh seorang pengarang untuk menyampaikan maksudnya. Banyak hal yang dapatdipergunakan sebagai sumber penentuan topik sebuah karangan, misalnya: pengalaman, keluarga, karier, alam sekitar, masalah kemasyarakatan,kebudayaan, ilmu pengetahuan, cita-cita, dan sebagainya.
Dari bermacam-macam hal yang dijadikan topik tersebut, seorang pengarangdapat menyusun karangan dalam bentuk:
a.Kisahan (Narasi):
karangan yang berkenaan dengan rangkaian peristiwa.
b.Perian (Deskripsi):
karangan yang melukiskan sesuatu sesuai dengankeadaan sebenarnya sehingga pembaca dapat mencitrai (melihat,mendengar, mencium, merasakan) apa yang dilukiskan itu sesuai dengancitra penulisnya.
c.Paparan (Eksposisi):
karangan yang berusaha menerangkan ataumenjelaskari pokok pikiran yang dapat memperluas pengetahuan pembacakarangan itu.
d.Bahasan (Argumentasi):
karangan yang berusaha memberikan alasanuntuk memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan.
Syarat-syarat perumusan topik:
1. Topik harus menarik perhatian penulis
Untuk dapat menghasilkan karangan yang baik dengan data yang lengkap,seorang penulis harus memilih topik yang menarik perhatiannya. Topik yang tidak disenangi a.kan menimbulkan keengganan penulis dalammenyelesaikan tulisan. Sehingga pencarian data dan informasi untuk melengkapi karangan akan dilakukan dengan terpaksa.
2. Topik harus diketahui oleh penulis
Seorang penulis sebelum memulai menulis seyogyanya sudah mempunyai pengetahuan tentang hal-hal atau prinsip-prinsip dasar dari topik yangdipilih. Berdasarkan prinsip-prinsip dasar tersebut, seorang penulis dapatmengembangkan tulisannya menjadi suatu tulisan menarik, dengan caramelengkapi tulisan tersebut melalui penelitian kepustakaan maupun penelitian lapangan.
3. Topik yang dipilih sebaiknya:
a. Tidak terlalu baru
Topik yang terlalu baru memang menarik untuk ditulis, akan tetapiseringkali penulis mengalami hambatan dalam memperoleh datakepustakaan yang akan dipakai sebagai landasan atau penunjang. Datakepustakaan yang diperoleh mungkin terbatas pada berita dalam suratkabar atau majalah populer.
b. Tidak terlalu teknis
Karangan yang terlalu teknis kurang dapat menonjolkan segi ilmiah.Tulisan semacam ini biasanya bersifat sebagai petunjuk tentang bagaimana tata cara melakukan sesuatu, tanpa mengupas teori-teori yangada.
c. Tidak terlalu kontroversial
Suatu tulisan yang mempunyai topik krontroversial menguraikan hal-haldi luar hal yang menjadi pendapat umum. Tulisan semacam ini seringmenimbulkan permasalahan bagi penulisnya.
II. TEMA
Tema berasal dari kata Yunani "tithenai". Tema mempunyai dua pengertianyaitu :
1. Suatu pesan utama yang disampaikan oleh penulis melalui tulisannya.
2. Suatu perumusan dari topik yang akan dijadikan landasan pembicaraandan tujuan yang ingin dicapai.
Sebuah tulisan dikatakan baik apabila tema dikembangkan secara terinci dan jelas. Adanya gagasan sentral, rincian yang teratur dan susunan kalimat yang jelas akan menghasilkan karangan yang menarik dan enak dibaca. Di sampingitu, seorang penulis juga harus menampilkan keaslian tulisannya. Keasliantersebut dapat dilihat dari beberapa hal, misalnya pokok permasalahan, sudut pandangan, cara pendekatan atau gaya bahasa dan tulisannya.
III. JUDUL
Apabila topik dan tema sudah ditentukan barulah penulis merumuskan judulkatya tulisnya. Judul yang dirumuskan sifatnya tentatif, karena selama proses penulisan ada kemungkinan judul berubah.Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam merumuskan judul:
1. Judul hendaknya relevan dengan tema dan bagian-bagian dari tulisan tersebut;
2. Judul menimbulkan rasa ingin tahu seorang lain untuk membaca tulisan itu(bersifat provokatif);
3. Judul tidak mempergunakan kalimat yang terlalu panjang, jika judul terlalu panjang, dapat dibuat judul utama dan judul tambahan (subjudul);
4. Pada penulisan tertentu (yang ada hubungan sebab-akibat) seyogyanya judulharus memiliki
independent variable (variabel bebas) dan dependent variable (variahel terikat).
IV. KERANGKA KARANGAN
Agar penulis dapat menerangkan isi karangannnya secara teratur dan terinci,diperlukan suatu kerangka karangan. Kerangka karangan akan membantu penulis untuk menyusun karangan yang logis dan teratur, karena kerangkakarangan merupakan suatu rencana kerja seorang penulis.
Kegunaan kerangka karangan:
1. Untuk menyusun karangan secara teratur.
2. Membantu penulis menciptakan klimaks yang berbeda-beda.
3. Menghindari penguraian topik secara berulang-ulang.
4. Memudahkan mencari materi pembantu.
Perumusan kerangka karangan dapat dilakukan dengan dua cara:
1. Kerangka kalimat
Kerangka kalimat merumuskan tiap bagian karangan dengan kalimat beritayang lengkap. Dengan demikian tujuan dan pokok pembahasan akan dapatdiketahui secara jelas baik oleh penulis sendiri maupun orang lain.
2. Kerangka topik
Perumusan kerangka topik dilakukan dengan menggunakan kata atau frasa.Kerangka semacam ini kurang memberikan kejelasan bagi orang lain yangmembacanya.
V. BENTUK LAHIRIAH
Karya tulis dari sudut bentuk dibedakan atas karya formal, semi formal, dan nonformal, sebaliknya informal bukan menyangkut bentuk tetapi menyangkutkeresmian. Tulisan dari sudut ini dibedakan atas tulisan formal (=formil) daninformal (=informil). Karya tulis formal adalah suatu tulisan/karangan yangmemenuhi semua persyaratan lahiriah yang ditentukan oleh kebiasaan; sedangkankarya tulis yang memenuhi sebagian dari syarat formal disebut semi formal.Apabila suatu tulisan tidak memenuhi persyaratan yang ditentukan, maka tulisantersebut disebut non formal. Tulisan disebut informal apabila tidak menggunakan bahasa resmi, di samping itu penulis juga memakai kata ganti orang pertamasebagai pengganti nama dirinya seolah-olah ia berhadapan dengan pembacanya(personal).
Bentuk lahiriah yang harus dipenuhi oleh suatu tulisan formal:
1. Bagian pelengkap pendahuluan
a. Judul pendahuluan
b. Halaman pengesahan
c. Halaman judul
d. Halaman persembahane. Kata pengantar f. Daftar isig. Daftar gambar, tabel, keterangan
2. Bagian isi karangan
a. Pendahuluan
b. Tubuh karangan
c. Penutup/Simpulan (dan saran)
3. Bagian pelengkap penutup
a. Daftar pustaka
b. Indeks
c. Lampiran
Karya tulis formal harus memakai bahasa resmi dan tanpa menyebutkan nama diriatau nama pengganti penulis. (impersonal) misalnya kata saya, kami , kita, kecualihanya pada kata pengantar.
VI. TEKNIK PENULISAN
Agar penulisan karya tulis sempurna, setelah isi dan bentuk lahiriah disusundengan cara yang semestinya, penulis juga harus mernpertahankan teknik penulisan berdasarkan persyaratan yang lazim.
Masalah teknis yang perlu diperhatikan, adalah:
1. Ukuran kertas
Karya tulis ilmiah umumnya mengggunakan kertas jenis HVS (60-80 gram) putih dengan ukuran kuarto ( 215 x 280 mm, jangan keliru dengan ukuran kertasA4 yaitu 210 x 297 mm).
2. Mesin tulis
Mesin tulis yang digunakan hendaknya memakai pika 10 (dalam satu inci dapatdiketik 10 karakter). Pengetikan dapat juga dilakukan memakai komputer, tetapi pemilihan huruf seyogyanya hanya Courier 12 (Contoh huruf Courier 12) di samping itu hasil cetakannya (print out) hendaknya tidak berbentuk titik-titik (dot matric)melainkan berbentuk seperti huruf pada mesin tulis biasa. Dalam istilahkomputer disebut NLQ (Near Letter Quality) atau LQ (Letter Quality).
3. Pita dan karbon
Pita maupun karbon yang digunakan hendaknya dalam keadaan baik:, sehinggamenghasilkan cetakan yang jelas dan tidak kabur.
4. Margin/pias (batas pinggir pengetikan)
Batas pengetikan adalah 4 cm untuk tepi kiri, 2,5 cm untuk tepi kanan, 4 cmuntuk tepi atas dan 3 cm untuk tepi bawah. Nomor bab diketik 6,5 cm dari tepiatas dan judul bab dimulai 8 cm dari tepi atas.
5. Pemisahan/pemenggalan kata
Pemenggalan kata ditandai dengan garis penghubung pada suku katasebelumnya. Garis penghubung tidak ditempatkan di bawah suku kata yangdipenggal. Seorang penulis juga harus memperhatikan adanya awalan atauakhiran dari sebuah kata yang dipenggal.
6. Spasi/kait
Jarak antara baris dengan baris mempergunakan spasi rangkap (dua spasi).Sedangkan untuk catatan kaki, bibliografi dan kutipan langsung yang lebih dariempat baris dipergunakan spasi rapat (satu spasi).Apabila awal alinea (paragraf dimulai dari pias paling kiri (tidak menjorok masuk ke dalam 5-7 ketikan), maka jarak antar alinea 3-4 spasi. Tetapi jika awalalinea dimulai dengan menjorok/masuk ke dalam sebanyak 5-7 ketikan, rnaka jarak antar alinea tetap dengan spasi ganda (2 spasi). Sedangkan jarak antara judul bab dan naskah dipakai 3-4 spasi.
7. Nomor halaman
Halaman pendahuluan ditandai dengan angka Romawi kecil, sedangkanhalaman-hataman selanjutnya menggunakan nomor dengan angka Arab. Nomor halaman dapat dicantumkan pada tengah halaman sebelah bawah atau sudutkanan atas.
8. Judul
Judul bab ditulis di bagian tengah atas dengan huruf kapital dan tidak digaris bawahi atau tidak ditulis di antara tanda kutip. Judul bab juga tidak diakhiridengan tanda titik.
9. Huruf miring
Huruf miring berfungsi menggantikan garis bawah.Huruf miring biasanya digunakan untuk:
a. Penekanan sebuah kata atau kalimat;
b. Menyatakan judul buku atau majalah;
c. Menyatakan kata atau frasa asing.
10. Penulisan angka
Untuk menuliskan angka dalam karangan, perlu diperhatikan ketentuan penulisan sebagai berikut:
a. Bilangan di bawah seratus, yang terdiri dari satu atau dua kata, bilanganseratus dan kelipatannya, seribu dan kelipatannya ditulis dengan huruf;
b. Bilangan terdiri dari tiga kata atau lebih, ditulis dengan angka;
c. Bilangan pecahan biasanya ditulis dengan huruf,kecuali pecahan dari bilangan yang besar;
d. Persentase tetap ditulis dengan angka;
e. Nomor telepon, nomor jalan, tanggal dan nomor halaman ditulisdengan angka;
f. Angka tidak boleh dipergunakan untuk mengawali sebuah kalimat.
11.Penulisan kutipan
Dalam penulisan karya tulis ilmiah, seorang penulis sering meminjam pendapat,atau ucapan orang lain yang terdapat pada buku, majalah, bahkan bunyi pasaldalam peraturan perundang-undangan. Untuk itu seorang penulis harusmemperhatikan prinsip-prinsip mengutip, yaitu:
a.Tidak mengadakan pengubahan naskah asli yang dikutip. Kalaupun perlumengadakan pengubahan, maka seorang penulis harus memberi keterangan bahwa kutipan tersebut telah diubah. Caranya adalah dengan memberi huruf tebal, atau memberi keterangan dengan tanda kurung segi empat;
b.Bila dalam naskah asli terdapat kesalahan, penulis dapat memberikan tanda [sic!] langsung di belakang kata yang salah. Hal itu berarti bahwa kesalahanada pada naskah asli dan penulis tidak bertanggung jawab atas kesalahantersebut;
c.Apabila bagian kutipan ada yang dihilangkan, penghilangan itii dinyatakandengan cara membubuhkan tanda elipsis (yaitu dengan tiga titik). Penghilangan bagian kutipan tidak boleh mengakibatkan perubahan maknaasli naskah yang dikutip.
Cara mengutip:
a Kutipan langsung terdiri dari tiga baris atau kurang
Cara menulis kutipan langsung yang panjangnya sampai dengan tiga baris,adalah sebagai berikut:(1) kutipan diintegrasikan dengan naskah;
(2) jarak antara baris dengan baris dua spasi;
(3) kutipan diapit dengan tanda kutip;
(4) akhir kutipan diberi nomor urut penunjukan yang diketik setengah spasi keatas.
b. Kutipan langsung terdiri lebih dari tiga baris
Sebuah kutipan langsung yang terdiri lebih dari tiga baris, ditulis sebagai berikut:
(1) kutipan dipisahkan dari naskah dengan jarak 3 spasi;
(2) jarak antara baris dengan baris satu spasi;
(3) kutipan bisa diapit tanda kutip, bisa juga tidak;
(4) akhir kutipan diberi nomor urut penunjukan yang diketik setengah spasi keatas;
(5) seluruh kutipan diketik menjorok ke dalam antara 5-7 ketikan;
c. Kutipan tidak langsung
Dalam kutipan tidak langsung penulis tidak mengutip naskah sebagaimanaadanya, melainkan mengambil sari dari tulisan yang dikutip.Cara menulis kutipan seperti ini adalah sebagai berikut:
(1) kutipan diintegrasikan dengan naskah;
(2) jarak antara baris dua spasi;
(3) kutipan tidak diapit dengan tanda kutip;
(4) akhir kutipan diberi nomor urut penunjukan yang diketik setengah spasi keatas.
12. Penulisan sumber kutipan
Seorang penulis yang mengutip pendapat orang lain harus mencantumkansumber kutipan yang bersangkutan.
Ada tiga cara penulisan sumber kutipan, yaitu:
a. American Psycological Associations Manual (APA)
Mencantumkan langsung sumber kutipan di akhir kutipan yang ditulisdalam tanda kurung.Contoh:
(Soerjono Soekanto, 1983: 23), artinya:Kutipan tersebut diambil dari buku karangan Soerjono Soekanto yang terbittahun 1983 pada halaman 23.
Dalam penulisan sumber semacam ini, tidak mudah untuk langsung menemukandari sumber mana/apa kutipan tersebut diambil. Pembaca sulit mengetahui judul buku yang dikutip. Seyogyanya pada setiap akhir bab dibuat daftar pustaka.Adapun cara menuliskan Daftar Pustaka dengan cara ini ialah, 1) namapengarang; 2) tahun terbit; 3) judul; 4)cetakan/edisi; 5) nama kota; 6) namapenerbit.
b. Modern Language Associations Handbook (MLA):
Memberi nomor urut pada setiap akhir kutipan, kemudian menulis sumber kutipannya di akhir bab, pada lembar khusus yang disebut "Catatan" Caramenuliskan sumber kutipan sama seperti menulis pada Catatan Kaki.Contoh :
C a t a t a n
1
Buchari Zainun, Manajemen dan Motivasi (Jakarta:Balai Aksara, 1979), hal. 27.
2
A. Hamzah, Hukum Pidana Ekonomi ,cet.II, (Jakarta:Erlanqga, 1977), hal. 21.
3
Ibid .
4
CFG Sunarjati Hartono, Hukum Ekonomi PembangunanIndonesia(Jakarta: Badan Pembinaan Hukum Nasional-Departemen Kehakiman, 1982), hal. 148.
5
Hamzah, o p .cit .,hal. 45.
Ramalan Umum Taurus 2012
Merupakan masa-masa untuk melakukan pergerakan dan perpindahan terutama pada beberapa bulan pertama (Januari hingga April 2012). Namun demikian, di tahun 2012 ini banyak muncul masalah pribadi yang berpotensi mengacaukan fokus dan usaha sehingga pengendalian emosi dan suasana hati perlukan.
Banyak rencana dan keinginan sepanjang tahun 2012, agar bisa terwujud maka mereka harus selektif dan juga bisa menentukan prioritas. Ada baiknya target yang diharapkan hendaknya realistis agar tak mengecewakan dan lebih mudah dicapai.
Kebimbangan mudah muncul sehingga keputusan cenderung mudah berubah-ubah. Bila mereka tidak bisa tegas pada diri sendiri maka akan banyak usaha yang terhenti di tengah jalan karena kurang niat dan tidak bisa fokus dengan benar. Beberapa konflik besar mudah muncul namun juga mudah terselesaikan.
Langganan:
Postingan (Atom)